ALIRAN PROGRESIVISME

 
TugasTerstruktur                                                     DosenPembimbing
Filsafat Pendidikan                                           Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag.


ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN:
ALIRAN PROGRESIVISME



DisusunOleh:

RUDIANSYAH
10811002349


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2010







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Progresivisme
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir secara sistematis melalui care-care ihniah seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.[1] Progresivisme juga merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat:
1.      Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin tertentu )
2.      Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
3.      Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )
Aliran progresivisme memiliki sifat-sifat umum yaitu:
a.       Sifat Negatif
Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progresivisme menolak otoritarisme dan absolutisms dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemologi.
b.      Sifat Positif....
Positif dalam arti, bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia sejak ia lahir – man's natural powers. Terutama yang dimaksud adalah kekuatan kekuatan manusia untuk terus-menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul dan kegawatan-kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam.
Progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan-kesanggupan untuk mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup meresapi rahasia¬rahasia alam, sanggup menguasai alam. Namur disamping keyakinan-keyakinan tersebut ada juga kesangian dimana apakah manusia itu sendiri mampu belajar bagaimana mempergunakan kesanggupan itu, tetapi meskipun demikian progresivisme tetap bersikap optimis, tetap percaya bahwa manusia dapat menguasai seluruh lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.[2]
B.     Progresivisme dalam sejarah[3]
Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun perkembangannya secara pesat bare terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara Amerika Serikat.
Sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan, progresivisme lahir sebagai protes terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah diwariskan oleh filsafat abad 19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan manusia-manusia yang sejati. Dalam kesejarahannya, progersivisme muncul dari tokoh-tokoh filsafat pragmatisme seperti Charles S. Pierce, William James dan John Dewey dan eksprimentalisme, seperti Prancis Bacon. Tokoh lain yang memicu lahimya aliran ini adalah John Locke dengan ajaran tentang teori kebebasan politiknya dan J.J Rousseau dengan keyakinannya bahwa kebaikan berada dalam dirt manusia dan telah dibawanya sejak lahir dan ialah yang mesti mempertahankan kebaikan itu agar selalu ada dalam dirinya. Tuhan menganugerahkan manusia freedom sebagai suatu kapasitas yang akan menggerakkan manusia untuk memilih dan menetapkan mana perbuatan yang baik dan bajik dan mana yang tidak baik dan tidak bajik untuk dirinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dimulai sejak zaman renaisance juga turut ambit bagian dalam membentuk pole fikir manusianya. Munculnya aliran progresivisme ini pun merupakan salah satu2.
jawaban atas berbagai persoalan yang berkenaan dengan problem pendidikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai manusia sejatinya.
C.    Tokoh-Tokoh Progresivisme[4]
1.      William James (11 Januari 1842 - 26 Agustus. 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
2.      John Dewey (1859 - 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.
Filsafat yang dianut Dewey adalah bahwa dunia fisik itu real dan perubahan itu bukan sesuatu yang tak dapat direncanakan. Perubahan dapat diarahkan oleh kepandaian manusia. Sekolah mesti membuat siswa sebagai warga negara yang lebih demokratik, berpikir bebas dan cerdas. Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan dikembangkan dengan mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk menyelesaikan persoalan barn. Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi pengalaman. Untuk memecahkan problem, Dewey mengajarkan metode ilmiah dengan langkah-langkah sebagai berikut : sadari problem yang ada, definiskan problem itu, ajukan sejumlah hipotesis untuk memecahkannya,uji telik konsekuensi setiap hipotesis dengan melihat pengalaman silam, alami dan tes solusi yang paling memungkinkan.
3.      Hans Vaihinger (1852 - 1933)
Hans Vaihinger Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan. Satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tabu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
Dalam aliran progresif ini Proses belajar mengajar di kelas ditandai dengan beberapa hal antara lain :
  • Guru merencanakan pelajaran yang membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
  • Selain membaca buku siswa juga diharuskan berinteraksi dengan alam misalnya melalui kerja lapangan atau lintas alam.
  • Guru membangkitkan minat siswa melalui permainan yang menantang siswa untuk berpikir.
  • Siswa didorong untuk berinteraksi dengan sesamanya untuk membangun pemahaman sosial.
  • Kurikulum menekankan studi alarm dan siswa dipajankan (exposed) terhadap perkembangan barn dalam saintifik dan sosial.
  • Pendidikan sebagai proses yang terns menerus memperkaya siswa umuk tumbuh, bukan sekedar menyiapkan siswa untuk kehidupan dewasa. Para pendidik aliran ini sangat menentang praktik sekolah tradisional, khususnya dalam lima hal : (1) guru yang otoriter, (2) terlampau mengandalkan metode berbasis buku teks, (3) pembelajaran pasif dengan mengingat fakta (4) filsafat empat tembok, yakni terisolasinya pendidikandari kehidupan nyata, dan (5) penggunaan rasa takut atau hukuman badan sebagai alat untuk menanamkan disiplin pada siswa.
D.    Dasar Filosofis Progresivisme
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan -kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan berdasarkan tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh manusia dari proses interaksinya dengan berbagai realita, baik melalui pengalaman langsung ataupun tidak langsung. sebagai pragmatisme, aliran ini memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang bermanfaat, karena pengetahuan itu adalah saran bagi kemajuan manusia.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan disini sangat dinamis dan berubah sesuai dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan adalah bukti nyata suatu kemajuan manusia dalam menjalani kehidupan. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat.
Aliran ini memandang, bahwa yang rill adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Manusia adalah makhluk fisik yang berevolusi secara biologic, social dan psikologis dan karena itu manusia terus menerus akan berkembang ke arah yang lebih baik dan pengembangan, karena memang ia adalah organisms yang aktif, yang secara terus menerus merekonstruksi, menginterpretasi dan mereorganisasikan kembali berbagai pengalamannya, sehingga manusia akan selalu menemukan pengetahuan untuk, kemajuan dirinya tanpa henti. Jadi, manusia sesuatu yang hakikatnya ini akan selalu menunjuk ke arah kemajuan. Esensi kemanusiaan adalah semangat untuk mengadakan perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan. Dan oleh karena itu, lembaga pendidikan mestilah berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan days kreafivitas subjek didiknya agar memiliki kemampuan dalam mengatasiberbagai problem diri dan masyarakatnya, sehingga memiliki semangat mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang berguna bagi pengembangan diri dan masyarakatnya progresivisme berpendapat bahwa akal manusia bersifat aktif dan selalu ingin mencari tabu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan kebenarannya secara empiris.[5]
Untuk merealisasikan harapan tersebut, mendasarkan diri pada prinsip¬prinsip dasar progresivisme oleh George F. Kneller, dapat dirincikan menjadi enam yaitu:
1.      Pendidikan harus lebih "aktif' dan berkaitan dengan minat anak Progresivisme menekankan perlunya memusatkan pendidikan pada anak sebagaimana adanya. Anak sebagai suatu keutuhan pribadi mempunyai dunianya sendiri yang mesti dihormati dan dijadikan pangkal tolah untuk kegiatan pendidikan. Sekolah mesti berpusat pada anak sehingga proses belajar dan bahan atau mated belajar tidak hanya ditemukan oleh guru melainkan didasarkan pada minat dan kebutuhan anak sendiri.
2.      Belajar melalui pemecahan masalah mesti menggantikan cars belajar yang menekankan penerimaan beban jadi. Bagi progresivisme pengetahuan merupakan alat untuk menangani situasi yang terus menerus dimunculkan oleh gerak pewbahan hidup. Bermakna, maka kits mesti dapat berbuat sesuatu dengan pengetahuan tersebut.
3.      Pendidikan mesti merupakan beban hidup sendiri dan bukan hanya suatupersiapan untuk hidup. Semua hidup yang dinalar merupakan suatukegiatan belajar karena hal itu melibatkan penafsiran dan penataankembali pengalaman.
4.      Peranan guru lebih sebagai pendamping dan penasehat daripada sebagai penentu pokok Minas dan kebutuhan anak didiklah yang mesti menjadi pokok tentang apa yang semestinya mereka pelajari. Anak-anak mesti dibimbing untuk merencanakan kegiatan belajar mereka. Guru menyediakan fasilitas dengan memberikan pengetahuan danpengalamannya yang lebih luas untuk mereka gunakan, dan apabila mengalami kemacetan guru perlu menolong.
5.      Sekolah mesti mendorong adanya kerjasama di antara murid-murid dan bukan persaingan. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial dan mendapatkan kepuasannya terbesar dari hubungan-hubungan mereka satu sama lain.
6.      Demokrasi memungkinkan dan mendorong adanya pencaturan bebas gagasan dan pencaturan macam-macam pribadi yang merupakan syarat penting untuk pertumbuhan. Bagi kaum progresif kerjasama dan demokrasi merupakan pengalaman yang dijalani bersama, sepetti dinyatakan oleh Dewey: "suatu demokrasi itu lebih daripada sekedar suatu bentuk pemerintahan. Demokrasi pertama-tama merupakan suatu bentuk kehidupan bersama; suatu pengalaman komunikatif yang digabungkan.”[6]
E.     Pemikiran Progresivisme Tentang Pendidikan
Asas pokok aliran ini adalah bahwa manusia selalu tetap survive terhadap semua tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan. Oleh karena itu aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain tidak bukan adalah proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu masyarakat.
Aliran progresivisme sangat memberikan penghargaan yang tinggi terhadap individualisms anak didik, namun ia juga menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperasi dari kompetisi. Progresivisme juga menempatkan pengajaran bahasa asing keno dan modern sebagai suatu yang dibutuhkan bagi subjek didik sekolah tingkat menengah pertama, sebab hanya dengan cara demikian pars subjek didik akan dapat mengenal dunia secara baik dan luas.[7]
F.     Keyakinan-Keyakinan progresivisme tentang pendidikan
Istilah progresivisme dalam bagian ini akan dipakai dalam hubungannya dengan pendidikan, dan menunjukkan sekelompok keyakinan-keyakinan yang tersusun secara harmonis dan sistematis dalam hal mendidik.Keyakinan¬keyakinan yang didasarkan pada sekelompok keyakinan filsafat yang lazim disebut orang pragmatism, instrumentalisme, dan eksperimentalisme.
Progresivisme sebagai filsafat dan progresifisme sebagai pendidikan eras sekali hubungannya dengan kepercayaan yang sangat luas dari John Dewey dalam lapangan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dalam bukunya Democracy And Aducation. Disini Dewey memperlihatkan keyakinan-keyakinan dan wawasanya tentang pendidikan, serta mempraktekkannya disekolah-sekolah yang ia dirikan Menurut Dewey tujuan umum pendidikan ialah warga masyarakat yang demokratis. Isi pendidikanya lebih mengutamakan bidang studi yang berguna atau langsung bisa dirasakan oleh masyarakat seperti IPA, Sejarah, dan keterampilan.Progresivisme tidak menghendaki adanya mats pelajaran yang diberikan secara terpisah, melainkan hams diusahakan terintegrasi dalam unit. Karena suatu perubahan selalu terjadi maka diperlukan fleksibilitas dalam pelaksanaannya, dalam arti tidak kaku, tidak menghindar, dari perubahan, tidak terikat le suatu dokrin tertentu, bersifat ingin tabu, toleran, berpandangan luas serfs terbuka.[8]
G.    Berbagai Kritik atas Progresivisme9
Terdapat beberapa poin yang menjadi sasaran yang banyak dikritik terkait dengan konsep pendidikan yang ditawarkan oleh progresivisme, yaitu:
1.      Konsep pertumbuhan
Berdasarkan aktivitas diri anak merupakan konsep yang kabur. Progresivisme seperti yang kits Bat menekankan pendidikan yang yang berpusat pada anak. Menurut aliran ini aktivitas did si anak akan membawa kearah pertumbuhan dan perbaikan diri mereka. Tetapi spa artinya pertumbuhan atau perbaikan ini kalau progresivisme menolakadanya suatu tujuan akhir tertentu dari proses aktivitas diri anak, tanpa adanya tujuan akhir tertentu tentang konsep pertumbuhan, kemajuan, ataupun perbaikan menjadi suatu konsep yang kabur dan tidak jelas untuk diukur tingkat keberhasilannya. Membandingkan dengan pengalaman yang lalu saja belumlah cukup untuk melihat apakah, suatu langkah merupakan pertumbuhan, kemajuan, dan perbaikan.
2.      Prinsip bahwa anak hares dididik sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri serts guru hanya berfungsi sebagai pendamping merupakan prinsip yang tidak realistis. Kesadaran, pengertian dan rasa tanggung jawab anak mengalami perkembangan. Secara realistis, kits tidak bisa mengharapkan tingkat kesadaran, pengertian, dan tanggung, jawab yang sama dari seorang anak kelas 11 SD dengan anak mahasiswa semester V suatu perguruan tinggi.
Seorang mahasiswa semester lebih dapat diharapkan mengetahui spa yang menjadi minat dan kebutuhannya sehingga memungkinkan untuk diberikan kebebasan mamilih isi dan cara pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhannya. Akan tetapi, seorang anak kelas 11 SD, kemampuannya untuk membedakan mana hakiki dan yang tidak benar merupakan hasil pemikiran prang dewasa. Kedewasaan berfikir seseorang tidak mungkin dipaksakan.
Kedewasaan merupakan hasil disiplin yang perlu ditanamkan dan tanpa bantuan dari seorang yang sudah dewasa tak mungkin bisa tercapai. Disiplin diri rupanya tidak mungkin dipelajari sendiri oleh anak. Bantuan dari luar untuk penanaman disiplin diri tersebut mutlak diperlukan.
3.      Pernyataan progresivisme bahwa cara belajar dengan memecahkan masalah yang secara langsung dialami oleh anak merupak caara belajar yang paling efektif tidak berlaku secara mutlak. Tidak dapat disangkal bahwa secara psikologis anak akan tertarik untuk mempelajari hal-hal yang secara langsung dialami sebagai penunjang kebutuhannya atau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Akan tetapi, apakah pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah yang secara defacto dihadapi anak pada waktu dan tempat tertentu itu memang merupakansesuatu yang secara objektif cukup penting serta alran berpengaruh besar bagi kemampuan oelajar anak tersebut tidak dapat diprediksi. Melatih anak untuk melatih aktif mencari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menggunakan khazanah pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya memang merupakan sesuatu hal yang positif untuk pendidikan.
4.      Tidak ads kaftan langsung antara sistem pendidikan progresif dengan demikrasi. Dengan menekankan pentingaya kebebasan bagi anak untuk berekspresi dan mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya serta pentingnya pengaturan kehidupan sekolah secara demokratis, progresivisme memang menunjang perkembangan sistem demokrasi dalam masyarakat. Akan tetapi, penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi bukanlah monopoli sistem pendidikan progresif. Perlu diingat bahwa aliran-aliran filsafat pendidikan yang lain seperti perenialisme dan esensialisme yang oleh progresivisme dicap konservatifpun menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi. Masalahnya adalah bahwa konsep demokrasi itu sendiri mengandung pengertian yang lugs dan memungkinkan adanya macam-macam penafsiran dari sistem pemikiran yang berbeda-beda



BAB III
KESIMPULAN

Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada mass kini mungkin tidak benar di mass mendatang. Pendidikan hares terpusat pada anak bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini diantaranya: George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff. Progresivisme merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat: Fleksibel, Curious, Toleran dan open-minded
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dab kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Aliran progresivisme juga memiliki sifat¬sifat umum yaitu Sifat Negatif dan Sifat Positif. Inti dari proses pendidikan bagi aliran progresivisme ini terdapat pada anak didik, karma anak didik dalam konsepnya merupakan manusia yang memiliki potensi rasio dan intelektual yang akan berkembang berdasarkan kondisi pendidikan. Aliran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses yang bertumpu pada kelebihan akal manusia yang bersifat kreatif dan dinamis sebagai potensi dasar manusia dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupannya. Jadi, aliran ini sangat menjunjung tinggi individualitas anak didik, selain itu juga is menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperasi dari pada kompetisi.


[1] Muhmidayeli. Filsafat Pendidikan Islam. ( Pekanbaru: LSFK2P.2005), hal. 161-162
[2]Zuhairi dkk. Filsafat Pendidikan Islam. ( Bumi Aksara. Jakarta : 2008 ) hal.20-21
[3]Muhmidayeli.Op,Cit. hal. 162-165
[4]http://pojokyudhapradana.blogspot.com/2010/01/aliranaliran-pendidikan-dalam-filsafat.htm
[5] Muhmidayeli. Op,Cit. Hal 166-168
[6] Ismail Thoib. Wacana Baru Pendidikan Meretas Filsafat Pendidikan Islam.( Jakarta: Genta Press.2008) hal.87- 95
[7] Muhmidayeli. Op.Cit. hal: 168-169
[8] www.docstoc.com/docs/55959688/aliran-aliran-dan-landasan-pendidikan

ALIRAN PROGRESIVISME Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

1 comments:

Please jangan Komentar spam, karena sudah dipermudah untuk berkomentar