BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu bentuk penelitian yang
dikenal dalam meneliti fenomena-fenomena non sosial adalah penelitian
eksperimen. Penelitian ini biasanya dilakukan di laboratorium. Sifatnya yang
membutuhkan indikasi yang jelas, konkrit dan bisa dihitung menyebabkannya hanya
bisa diterapkan pada masalah-masalah yang bisa dihitung secara matematis.
Dalam ilmu pendidikan social terutama pendidikan sejarah
diperlukan metode penelitian secara eksperimen yaitu untuk meneliti fosil-fosil
manusia purba, tujuannya untuk mengetahui tahun berapa mereka hidup dan
mengetahui jenis-jenis yang lainnya.
Dengan demikian penulis ingin
mengetahui secara lebih detail bagaimana sebenarnya metode penelitian
eksperimen tersebut. maka dari itu penulis memaparkan dalam makalah ini dengan
judul “ Metode Penelitian Eksperimen”.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian metode penelitian eksperimen?
2. Bagaimana ciri-ciri metode penelitian eksperimen?
3. Bagaimana langkah-langkah metode penelitian eksperimen?
4. Bagaimana keunggulan dan kelemahan metode penelitian eksperimen?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Eksperimen
menurut Kerlinger (1986: 315) adalah sebagai suatu penelitian ilmiah dimana
peneliti memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan
melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi
yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas tersebut. Arboleda
(1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian yang dengan
sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan
suatu cara tertentu sehungga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain
yang di ukur. Lebih lanjut dijelaskan, variabel yang dimanipulasi disebut
variabel bebas dan variabel yang yang akan dilihat pengaruhnya disebut variabel
terikat. Sementra itu Isaac dan Michael (1977: 24) menerangkan bahwa penelitian
Eksperimen bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan
membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
diberi perlakuan. Pengertian yang hampir sama dengan itu diberikan oleh Rakhmat
(1985: 44) bahwa metode eksperimen bertujuan untuk meneliti hubungan sebab
akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu atau lebih
kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok control yang
tidak mengalami manipulasi. Sedangkan Robert Plutchik (1988: 213) mengemukakan
definisi eksperimen secara lebih singkat, adalah merupakan cara mengatur
kondisi suatu esperimen untuk mengidentifikasi variabel-variabel menentukan
sebab akibat suatu kejadian.
Menurut A. S
Hornby dalam bukunya yang berjudul Oxford Advanced Dictionary bahwa Eksperimen berasal dari bahasa Inggris
yakni experiment yang berarti test or trial carried out carefully in
order to study what happens and gain new knowledge[1][1] yang dalam bahasa
Indonesia berarti test atau percobaan yang dilakukan dengan hati-hati untuk
mempelajari apa yang terjadi dan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Experimental merupakan kata
sifat turunan dari experiment yang berarti sesuatu yang digunakan
berdasarkan percobaan.
Sedangkan
dalam pengertian ilmiah, penelitian eksperimental berarti penelitian yang
dilakukan dengan membandingkan dua kelompok sasaran penelitian dengan
memberikan kondisi yang ketat untuk mendapatkan selisih antara dua kelompok
tersebut.
Menurut SanaPiah Faisal
dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan bahwa Penelitian eksperimental merupakan
suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “jika sesuatu
dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliliti, maka apakah yang
akan terjadi?”. Dalam hal ini, peneliti merekayasa stimuli, perlakuan dan
kemudian mengobeservasi pengaruh yang timbul.
Eksperimen merupakan salah satu
metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian
pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan
sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk
memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi
eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang
tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Dari berbagai definisi yang dikemukakan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Metode Eksperimen mengandung beberapa hal sebagai
berikut:
1. Suatu penelitian yang
berusaha melihat hubungan sebab akibat dari satu atau lebih variabel independen
dengan satu atau lebih variabel kontrol.
2. Peneliti melakukan
manipulasi terhadap satu atau lebih variabel independen. Manipulasi berarti
merubah secara sistematis sifat (nilainilai) variabel bebas sesuai dengan
tujuan penelitian.
3. Mengelompokkan subyek
penelitian (lazim disebut responden) ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok
konrol. Dalam desain klasik, kelompok eksperimen adalah kelompok subyek yang
akan dikenai perlakuan (treatment). Sedangkan yang dimaksud dengan
perlakuan (treatment) adalah mengenakan (exposed) variabel bebas
yang sudah dimanipulasi kepada kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok control adalah
kelompok subyek yang tidak dikenai perlakuan.
4. Membandingkan kelompok
eksperimen yang dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan.
5. Pengaruh hubungan sebab
akibat antara variabel independen dengan variabel dependen diperoleh dari
selisih skor observasi masing-masing kelompok tersebut.
B. Ciri-ciri metode penelitian
eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa
karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian
dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management),
baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).
(2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan
dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada
pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan
dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang
mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian.
Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek,
serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4)
Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang
dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5)
Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting
diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan
atau dibiarkan bervariasi.
C. Langkah-langkah dalam
melakukan metode penelitian eksperimen
Pada umumnya, penelitian
eksperirnent dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
1.
Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2.
Mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah.
3.
Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
4.
Membuat
rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a.
Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi
proses eksperimen;
b.
Menentukan
cara mengontrol;
c.
Memilih rancangan
penelitian yang tepat;
d.
Menentukan
populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian;
e.
Membagi
subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen;
f.
Membuat
instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh
instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;
g.
Mengidentifikasi
prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
5.
Melaksanakan
eksperimen.
6.
Mengumpulkan
data kasar dan proses eksperimen.
7.
Mengorganisasikan
dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
8.
Menganalisis
data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan,
pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Kempthorne (1962) memberikan langkah-langkah dalam
merencanakan eksperimen sebagai berikut:
1.
Rumusan permasalahan.
2.
Formulasikan hipotesa.
3.
Pengaturan teknik serta desain
eksperimen.
Penyelidikan atas
kemungkinan-kemungkinan hasil yang diperoleh dari percobaan dan menghubungkan
kembali kepada alasan-alasan mengapa percobaan harus dilakukan. Hal ini
diperlukan untuk meyakinkan bahwa eksperimen-eksperimen yang akan dilakukan
benar-benar akan memberikan keterangan-keterangan yang dikehendaki.
Memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap teknik dan
prosedur statistik yang akan digunakan untuk meyakinkan bahwa kondisi yang
diperlukan untuk menggunakan teknik di atas cukup valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
1.
Laksanakan percobaan.
2.
Aplikasikan teknik statistik
tehadap eksperimen tersebut.
Tarik kesimpulan dari
estimasi-estimasi yang diperoleh serta dari tiap kuantitas yang diperoleh serta
dari tiap kuantitas yang dievaluasikan dengan ukuran-ukuran reliabilitas yang
lazim digunakan. Pertimbangan secara hati-hati validitas dari kesimpulan serta
pada populasi mana kesimpulan tersebut ingin diinferensikan.
Berikan evaluasi terhadap seluruh penelitian dan
bandingkan dengan eksperimen-eksperimen lain yang telah dilakukan dengan
masalah yang serupa atau hampir serupa.
D. Kelemahan dan keunggulan
metode eksperimen
Dalam setiap penelitian
eksperimen yang berkaitan dengan validitas internal mengandung beberapa
kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024)
ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain: history,
maturation, testing, instrumentation, selection, statistical regretion,
experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. History
Banyak kejadian di masa lampau yang
dapat mempengaruhi validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh
adanya interaksi antar individu.
b. Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada
dependent variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian
yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dnegan jangka waktu
pengamatan yang memakan waktu lama.
c. Testing
Proses pengujian juga dapat
menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasilhasil eksperimen.
d. Instrumentation
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang
berlaku.
e. Selection
Peneliti kadang masih menggunakan
unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen
yang baik.
f. Statistical regretion
Peneliti kadangkala dihadapkan pada
kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang
ekstrim.
g. Experiment mortality
Dalam penelitian eksperimen
seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota
kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat
tertentu.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanapiah, Metodologi Penelitian
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Hornby, A. S., Oxford Advanced Dictionary .
Oxford: Oxford University Press, 1974.
0 comments:
Post a Comment
Please jangan Komentar spam, karena sudah dipermudah untuk berkomentar